Minggu, 22 Juli 2018

Indahnya Cinta dari Sebuah Kesetiaan

Indahnya Cinta dari Sebuah Kesetiaan

indahnya cinta
Kalau ditanya, bagaiamana sih menilai besarnya cinta seseorang terhadap pasangan? Apa sih tolak ukur dari penilaian tersebut?
Sebuah perhatian, selalu mengerti pasangan, kejujuran dalam menjalin hubungan, saling percaya satu sama lain, menghargai keberadaan pasangan di hati dengan berusaha tidak menduakannya, atau berusaha tetap bersama meskipun banyak masalah yang menerpa, apakah hal-hal tersebut yang menjadi tolak ukur untuk menilai besarnya cinta seseorang?

Namun kenyataannya, tidak ada tolak ukur yang secara khusus menyebutkan bahwa hal-hal tersebut merupakan sebuah standar dari penilain besarnya cinta seseorang. Karena saat melakukan dua dari beberapa hal di atas, dan tidak melakukan hal lainnya, maka belum tentu pengorbanannya selama ini diakui dan dapat menjadi sebuah takaran besar cintamu. *please di bagian ini kalian ngerti ya apa yang gue maksud*

Pada judul artikel kali ini yaitu "indahnya cinta dari sebuah kesetiaan", namun jangan berharap saya akan memberikan sebuah ulasan atau gambaran berdasarkan judul tersebut. Karena itu hanya sebuah pelengkap dari isi konten sebenarnya.

Katanya Hubungan Asmara diukur dengan Kesetiaan, Hanya Omong Kosong Saja

Di dalam artikel ini hanya akan berisi kebingungan saya dan mungkin kekesalan seorang teman mengenai kegagalan hubungan asmara, berdasarkan kesetiaan yang "katanya" menjadi salah satu tolak ukur besarnya cinta seseorang terhadap pasangan. Pertanyaan besar selanjutnya, "apakah kesetiaan benar menjadi tolak ukur cinta seseorang?", beberapa orang mungkin akan berpendapat "ya, itu sangat menjadi tolak ukurnya nji".

Lalu bila ada pertanyaan, "kenapa iya? Berdasarkan apa? Lo udah pernah membuktikannya? Lo udah pernah ngalaminnya? Atau lo hanya melihat bukti nyata dari beberapa orang yang pernah menjalaninya?".

Saat kuliah, dosen saya pernah memberikan pertanyaan di kelas mengenai sebuah keadilan. Beliau bertanya, "Menurut kalian, bila pada suatu ruang lingkup pekerjaan terdapat 10 karyawan, 6 diantaranya laki-laki dan 4 lainnya perempuan. Kemudian 4 perempuan ini mengalami PMS secara bersamaan, dan kemudian mereka mendapatkan hak cuti atas PMS hari pertama tersebut, apakah itu adil untuk 6 karyawan laki-laki lainnya?"

Mendengarkan pertanyaan tersebut kami hanya terdiam dan bingung, karena satu sisi kami sebagai laki-laki merasa hal tersebut tidak adil, namun dari pandangan perempuan, itu merupakan suatu hal yang adil bagi mereka. Karena PMS di hari pertama, merupakan hal yang mengerikan untuk sebagian perempuan. *yang perempuan pasti ngerti banget kan*


Maksud saya memberikan contoh dari pertanyaan dosen di kelas, bahwa apa yang menurut kita adil belum tentu menurut orang lain adil. Semua tergantung dari prespektif kita dalam menilainya. Kenyataannya semua itu relatif, karena apa yang menurut kita "iya" belum tentu menurut orang lain "iya" dan sebaliknya.

Jadi belum tentu kesetiaan menjadi sebuah tolak ukur besarnya cinta seseorang. Mungkin beberapa iya, mungkin tidak. Sebelumnya saya pernah berpikir memang "iya", kesetiaan menjadi tolak ukurnya. Namun setelah melihat apa yang terjadi pada teman, saya berpikir dua kali untuk berkata iya.

Sekarang gini, menurut kalian pengertian jodoh itu seperti apa?

Kalau menurut saya jodoh itu pasangan yang hasil akhirnya nanti akan menikah dengan kita dan hidup bersama selamanya hingga maut memisahkan keduanya. Yaaaa emang agak lebay sih pengertiaannya. Tapi begitu kan? Atau kalian tidak setuju dengan pernyataan tersebut? Ya itu balik lagi, semua orang punya prespektifnya masing-masing dalam menilai suatu hal. Bukan sok idealis ya, ini memang kenyataannya seperti itu. Dan ini hanya opini atau pendapat dari saya.

Teman saya sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangannya, dia sudah mencoba untuk setia dan mencoba menjadi pribadi yang baik hanya untuk pasangannya. Banyak sudah janji-janji manis yang mereka buat selama menjalin hubungan.

Tapi pada akhirnya, hubungan mereka kandas tanpa suatu alasan yang jelas dan sekarang mereka masing-masing dalam mejalani hidupnya. Yang pria menjalani hidup dengan caranya dan berusaha menwujudkan mimpinya dan si perempuan pun juga sama.

Emang sedikit tidak masuk akal sih, saat kesetiaan dan pengorbanan yang diberikan tidak bisa mempertahakan hubungan hingga nantinya mereka menjadi jodoh yang sah, hingga nantinya janji-janji manis tersebut menjadi janji yang suci.

Maka dari itu, saat mengetahui hal ini saya ragu untuk berkata "iya" kalau kesetiaan dan pengorbanan yang diberikan menjadi tolak ukur besar cinta seseorang. Karena kalau menjadi tolak ukurnya, seharusnya hubungan tersebut tidak kandas, apalagi dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal.

Seharusnya pasangannya lebih bisa menghargai kesetiaan yang selama ini teman saya jaga, lebih menghargai semua pengorbanan yang telah dilakukan dan lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Karena dalam hubungan terdapat dua orang yang saling memberikan cinta dan kasihnya. Jadi tidak hanya mementingkan ego sendiri dan melakukan keputusan yang sepihak saja. Harus melalui dua pihak.

Dari kasus teman saya ini, saya belajar bahwa apa yang sudah kita lakukan untuk pasangan belum tentu sudah menggambarkan besarnya cinta kita ke dia. Terkadang pasangan akan lupa atau mungkin tidak tahu sudah berapa banyak hal yang kita korbankan hanya untuk bisa membahagiakannya. Namun dimata mereka, seakan kita tidak melakukan apa-apa.

Saya bukannya sok tahu atau ingin sok mengajarkan, namun hanya ingin mengingatkan. Bahwa hal besar itu terjadi dari hal-hal yang kecil. Tolong hargai pasangan, karena kita tidak tahu apa saja hal yang sudah dia korbankan untuk kita. Dengan lebih memperhatikan hal-hal kecil dan bersyukur akan hal tersebut, pasangan akan merasa dirinya dihargai dan semakin sayang.

Karena sudah banyak hal-hal kecil yang dilakukan oleh pasangan, namun terkadang kita mudah melupakannya. Padahal hal-hal kecil itu lah yang nantinya membuat suatu hubungan menjadi semakin erat dan indah. Semoga kita dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan dan lebih bijak dalam menilai suatu hal :)

Sumber image : pexels

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search