Rabu, 27 November 2019

Amenorea Adalah

Amenorea

Apa itu amenorea?

Menurut alodokter.com amenorea adalah kondisi yang merujuk kepada wanita yang tidak dapat haid. Kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Dapat dikatakan primer ketika seorang wanita berusia enam belas tahun dan masih belum mengalami mestruasi, sedangkan sekunder ketika seorang wanita usia subur yang tidak sedang hamil, tidak lagi haid setelah enam bulan dari haid terakhir.

Amenorea primer bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor keturunan dan adanya kecacatan genetik yang mempengaruhi fungsi ovarium dan siklus haid. Selain itu, kondisi badan yang terlalu kurus dapat menyebabkan perubahan hormonal dan mempengaruhi terjadinya amenorea.

Sebagian besar penyebab amenorea primer adalah ketika ovarium tidak memproduksi atau hanya sedikit sekali memproduksi hormon seks pada wanita, yaitu estrogen dan progesteron. Hal ini dapat terjadi pada kondisi kekurangan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH).

Selanjutnya penyebab dari amenorea adalah tidak terbentuknya uterus dan vagina atau cervix serta sindrom insensitivitas androgen. Amenorea sekunder biasanya disebabkan karena kehamilan, menyusui dan memasuki masa menopause.

Kondisi lainnya yang memungkinkan seseorang menderita amenorea sekunder seperti menggunakan alat kontrasepsi hormonal, mengalami stress, kebiasaan olahraga berlebih, dan hormon yang tidak seimbang. Penyebab lainnya adalah kelebihan hormon prolaktin, kelainan struktur organ reproduksi dan tumor pada ovarium.

Selain tidak dapat haid, gejala yang akan dirasakan oleh penderitan amenorea adalah seperti payudara yang tidak membesar, keluarnya air susu ketika sedang tidak menyusui, nyeri panggul, rambut rontok, tumbuhnya rambut di wajah secara berlebihan dan suara berat seperti laki-laki.
Terdapat beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit amenorea ini di antaranya sebagai berikut.

1. Tes darah
Hal ini dilakukan untuk melihat kelainan pada kadar hormon yang menjadi penyebab dari amenorea seperti hormon dehydroepiandrosterone sulfate (DHEA-S), testosteron, dan esterogen. Menurut doktersehat.com tes ini juga dilakukan untuk memeriksa kadar hormon ovarium, hipofisis dan tiroid.

2. Tes kehamilan
Jika kamu adalah wanita yang aktif secara seksual dan mengalami amenorea sekunder maka dokter akan menyarankan tes kehamilan.

3. USG, CT scan, MRI
Pencitraan ini dilakukan untuk melihat kelainan struktural yang ada pada bagian organ reproduksi dan ketika terdapat tumor pada kelenjar hipofisis.

Lalu bagaimana dengan pengobatan dari menyakit amenorea ini?

Dilansir dari doktersehat.com pengobatan dilaksanakan tergantung penyebab dari amenorea itu sendiri. beberapa pengobatan yang akan disarankan dokter seperti:

1. Pengobatan pada wanita yang memiliki sindrom ovarion polikistik (PCOS) penanganan akan berfokus pada mengurangi kadar hormon androgen.
2. Menjaga berat badan agar tetap ideal, mengontrol stres, rutin olah raga jika penyebab dari amenorea kamu adalah gaya hidup yang tidak sehat.
3. Mengonsumsi pil kontrasepsi atau obat hormon lainnya yang dapat merangsang terjadinya siklus haid.
4. Terapi sulih hormon estrogen atau  estrogen replascement theraphy/ ERT untuk menstabilkan hormon untuk memicu siklus kaid. ERT akan menggantikan estrogen yang tidak dihasilkan oleh ovarium untuk mengatur siklus mestruasi.

Itulah hal-hal yang dapat kamu ketahui tentang amenorea. Sebagai dampak paling buruk dari amenorea adalah terjadinya kemandulan yang dialami oleh wanita. Selain itu juga akan menyebabkan penurunan kepadatan tulang.

Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter agar dampak buruk dari amenorea tidak terjadi padamu. Kamu juga dapat menjaga pola dan gaya hidup sehat untuk terhindar dari penyakit amenorea ini.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search