Jumat, 30 September 2022

Impian Besar Main Game Gahar, Bersama ASUS Vivobook Pro 14 OLED yang Sangar

Impian Besar Main Game Gahar, Bersama ASUS Vivobook Pro 14 OLED yang Sangar

asus vivobook pro 14 oled


"Headshot"..... Notifikasi di dalam game kembali muncul. Untuk kesekian kalinya, peluru yang terlontar dari senapan laras panjang, mengenai target tepat di kepala. Kombinasi sempurna dari kecepatan tangan kiri mengentakkan keyboard, dan dua jari di tangan kanan menekan mouse, mampu menyuguhkan mekanik permainan tingkat tinggi.


Komunikasinya yang ciamik kepada empat pemain di dalam game, menyuguhkan kerja sama tim luar biasa. Pemahaman membaca map, ketepatan saat penggunaan skill, serta aim yang selalu on point, tak henti-hentinya membuat takjub penonton dan rekan satu timnya.


Poin demi poin pun berhasil terkumpul, dan menghantarkan mereka memenangkan pertempuran, kala waktu pertandingan telah berakhir. Terlihat jelas ekspresi sumringrah dari wajah sang pemain. Ia menikmati setiap momen di dalam game.


Saya pun hanya dapat terkesima, memandang  kepiawaian dari mantan pro player yang satu ini. Batin saya, "Mengapa ia begitu mudah membunuh lawan, bahkan memperoleh poin kill dari headshot, di mana itu menjadi hal yang cukup sulit dilakukan".


Setidaknya, itu segelintir cerita dari pengalaman saya menyaksikan konten di channel Youtube Shroud (mantan pro player game first person shooter), saat dirinya asyik menikmati salah satu game besutan Riot Games, yaitu Valorant.


Ya, di sini saya hanya bisa menonton saja, tanpa bisa merasakannya. Bukannya tidak mau, tetapi saya hanya tidak bisa. Tidak bisa menjajalnya, karena alasan dasar yang menohok, yakni belum memiliki perangkat mumpuni.


Keterbatasan itulah yang menahan saya, dan harus berpuas diri menjadi penonton hingga kini.


Bagian 1: Terlihat Perkasa Namun Tak Berdaya

asus vivobook pro 14 oled


Masih ingat betul rasanya, waktu itu tahun 2018. Momen bersejarah di hidup saya, hingga akhirnya bertemu dia. Aisyah Shobah Alifah, wanita muda asal Bekasi yang lebih tertarik menikmati hidup di hiruk pikuk kota Jakarta.


Setiap harinya, ia menimba ilmu di salah satu universitas ternama di Ibu Kota. Lalu memasuki masa, di mana magang menjadi mata kuliah yang harus diselesaikannya.


Ketika orang-orang sibuk mencari perusahaan yang tepat, dirinya dengan mudah mendapat rekomendasi dari teman-teman seperjuangannya. Perusahaan digital marketing di daerah Kemang, menjadi tempat sempurna untuknya menyelesaikan rangkaian misi dari kampus.


Perusahaan tersebut sempat menjadi ladang saya mencari penghasilan bulanan, sejak tahun 2015-2021. Sebelumnya akhirnya saya memutuskan hijrah ke tempat baru, di bilangan kota Jakarta Selatan, tepatnya jalan Tendean. Di perusahaan digital itu lah, pertama kali kedua bola mata kami saling bertatap muka, hingga akhirnya hidup bersama dalam satu keluarga.


Di situ pula aku bertemu Meri. Tepatnya, beberapa bulan setelah kedekatan saya dengan Aisyah pada tahun 2018. Dia adalah sebuah gawai mutakhir pada masanya.


Namanya itu singkatan dari Merah Berani. Saya sengaja memberikan nama itu, karena kehebatannya mampu melakukan berbagai kegiatan cukup berat, mulai dari bermain game hingga mengolah sebuah konten video.


Meri sebenarnya laptop kesayangan Aisyah, hingga akhirnya menjadi alat tempur saya, setelah dirinya dengan suka cita mau meminjamkannya pada tahun yang sama, ketika kita bertatap muka.


"Gak usah beli laptop baru, pakai punya aku aja," ujar Aisyah, setelah mendengar niatan saya yang ingin membeli laptop pribadi. Sedikit informasi, itu terjadi sebelum kami memutuskan untuk menikah.


Kekompakan saya dan Meri pun terjalin erat, sejak kesibukan saya menggarap skripsi. Lalu berlanjut ke dalam proses pembuatan konten untuk Blog pribadi, Intagram, dan video di Youtube.


Sedari awal saya sudah cukup takjub dengan kehebatan Meri. Namun sayang, belakangan saya mulai menyadari. Dirinya memang perkasa, namun sebenarnya tak berdaya.


Sudah bertahun-tahun segala kegiatan kami lewati bersama. Termasuk menjadikannya sebagai perangkat keras, untuk menemani saya berjuang menyelesaikan rutinitas kerja.


Ketangguhan Meri dalam melahap perangkat lunak dari keluarga besar Adobe (Premiere Pro, Photoshop, Illutrator, dan Audition) cukup bisa diandalkan. Akan tetapi, hari demi hari saya perhatikan, keperkasaan itu seakan memudar. 


Semakin bertambah usia, semakin menipis ketajamannya. Meri seakan menjerit kesakitan, meronta-ronta, dan berharap tugasnya di dunia selesai.


Mungkin ia merasa dapat membohongi saya, tetapi nyatanya tidak. Ketelibatannya dalam setiap aktvitas berat, seakan dilakukan dengan terpaksa.


Bukan lagi karena sanggup. Melainkan upaya menyenangkan hati sang penggunanya, di mana di sini yang dimaksud adalah saya.


Seolah tidak ingin mengecewakan, namun malah merugikan dirinya sendiri. Dengan sengaja mau menuruti keinginan saya, menggunakan Adobe Family dan memainkan beberapa game PC.


Awalnya mampu, lama-kelamaan sesak juga napasnya. Bahkan sekelas game Valorant, di mana tidak membutuhkan spek laptop atau PC yang tinggi, mampu memaksa kinerja Meri.


Padahal CPU yang disematkan pengembang terbilang tinggi. Oke mari kita runutkan satu persatu.


Meri merupakan laptop Asus A456U berwarna merah, ditenagai oleh Intel Core i5 Generasi 7. Performanya didukung oleh RAM bawaan sebesar 4GB.


Bicara soal kualitas visual, dirinya datang membawa Kartu Grafis Nvidia GeForce GT930MX. Ditambah bentangan layar cukup lapang hingga 14 Inch (1366 x 768 piksel).


Profile yang dimilikinya, mampu membuat Meri mengganyang aplikasi editing atau sekedar bermain game PC dari Steam, Epic Games, atau Origin. Namun sayang usia tidak bisa bohong.


Meskipun telah melakukan penambahan dari segi RAM menjadi total 8GB, HDD internal digantikan SSD, Meri masih belum bisa bertahan lama kala meyajikan Valorant.


Itulah alasan mengapa Meri terlihat perkasa, namun sebenarnya dirinya saat ini tidak berdaya. Belum lagi masalah usia, alih-alih semakin luar biasa, malah mengalami penurunan pada performa.


Bagian 2: Terkuburnya Minat Karena Batasan Perangkat

asus vivobook pro 14 oled


Kalau tidak salah, waktu itu siang hari. Kebetulan saat itu sedang libur dan saya berada di rumah. Di depan meja kerja kesayangan, saya pun menyibukkan diri dengan kegiatan di dunia maya.


Baca-baca artikel contohnya, atau sekedar menonton konten video di Yotube. Tanpa terasa, keinginan saya menonton bergeser, perkara iklan yang selalu nampak di platform video online tersebut.


"Duh iklan Valorant lagi," keluh saya yang saat itu sedang asyik melihat tayangan ulang Lapor Pak di Youtube.


Berkali-kali dijejali visual yang serupa, akhirnya hati saya goyah juga. Dengan kesadaran penuh, saya menyambangi situs resmi game garapan Riot Games, Valorant.


Langkah awal tidak terjadi hal-hal mengerikan. Bahkan besarnya ukuran file yang harus diunduh, tidak menjadi masalah sama sekali.


"Lumayan bisa main game baru," ucap saya senang saat itu.


Selesai mengunduhnya, saya jelas langsung mencicipinya. Satu hingga 10 menit pertama bebas kendala. Itupun masih dalam proses tutorial. Jadi belum memasuki persaingan yang sebenarnya.


Selang beberapa menit setelahnya, hal buruk menghampiri. Suhu badan Meri tiba-tiba panas. Aliran udara yang bersemayam di antara monitor dan keyboard, tak terbendung lagi.


Tak lama dari situ, layar Meri mendadak gelap. Awalnya saya pikir ada sedikit gangguan dari game. Kenyataannya tidak. Suara bising kipas VGA juga terhenti, dan membuat suara di sekitar ruangan mendadak sunyi.


Saya akhirnya berusaha menenangkan diri. Bertaya kepada diri sendiri,"Lho ini kenapa mati? Duh panas banget lagi laptopnya,".


Tak perlu menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk mengetahui penyebabnya. Akhirnya saya menyadari, bahwa Meri mendadak bisu karena tak kuasa menahan lonjakan performa akibat bermain Valorant.


Keputusan terbaiknya harus mengistirahatkan Meri untuk sementara waktu. Usia memang tidak bisa bohong. Bodi penuh luka goresan, tombol keyboard yang sudah mulai memudar, monitor yang kerap kali berdebu meskipun sudah dibersihkan, menjadi beberapa contoh kasus nyata betapa tuanya Meri.


Kesengsaraanya juga terasa kala saya mencoba game baru garapan 2K, berjudul The Quarry. Seperti biasa, proses mengunduh file tidak jadi masalah.


Hal buruk baru muncul, saat saya mulai akan memainkannya. Ya, masih "akan", karena saat masuk ke dalam game dan berada di lobby, saya tidak bisa mengakses permainan single player tema horor ini.


Alih-alih bisa menikmati game AAA, ternyata harus menerima kenyataan pahit bahwa kemampuan Meri sudah tidak mumpuni. Main Valorant tidak bisa, game horor pun juga tak sanggup. Jadi apalagi yang saya harapkan?


Terpaksa kehadiran Meri saat ini, hanya bisa menemani saya berkerja sehari-hari, sebagai si pembuat berita di media online. Ya, karena hal ini hanya membutuhkan beberapa aplikasi ringan, layaknya Microsoft Word atau Notepad, dan sedikit jaringan internet yang cepat.


Sebelum usianya yang sudah menua dan turunnya performa, saya kerap menyalurkan hobi seperti editing video dan foto. Termasuk mengandalkannya, sebagai perangkat yang dapat menyajikan visual bergerak berkualitas tinggi dari video game.


Namun sejak tahun 2022 ini, keterbatasannya harus memaksa saya mengubur minat, karena keterbatasan perangkat. Jawaban paling rasional, yakni dengan mengganti posisinya dengan laptop terbaru dan berteknologi mutakhir.


Bagian 3: Jatuh Cinta dengan Kegaharan ASUS Vivobook Pro 14 OLED

asus vivobook pro 14 oled


Jatuh cinta terkadang tidak mesti berujung pada manusia. Tetapi juga bisa mengarah kepada suatu benda. Contohnya di sini, ASUS Vivobook Pro 14 OLED yang mampu memikat hati saya.


Bukan, saya tidak bermaksud menduakan Meri. Hanya saja, saya perlu menyiapkan rencana yang tepat, sebelum akhirnya harus berpisah dengannya selamanya.


Saya tak tahu sampai kapan Meri bisa bertahan. Jadi hingga waktu itu datang menyambanginya, setidaknya saya memiliki persiapan yang matang.


Sebenarnya keinginan untuk menggeser posisi Meri yang sudah menua, telah diperhitungkan sejak lama. Namun saya mengaku, masalah utama tidak bisa menggantikannya, selain terlalu banyak kenangan yang tersemat bersamanya, tetapi juga dana yang belum ada.


Semenjak membangun bahtera keluarga bersama belahan jiwa, banyak kebutuhan pokok yang harus diutamakan. Setidaknya sebagai kepala rumah tangga, harus bisa mencukupi dua dari tiga kebutuhan utama, yakni sandang dan pangan.


Penghasilan bulanan yang saya peroleh dari tempat kerja, bersarang kepada dua hal di atas. Jadi upaya meminang laptop baru pengganti Meri, masih dalam proses pengumpulan dana.


Sudah diungkapkan, bahwa ASUS Vivobook Pro 14 OLED menjadi gawai baru yang berhasil menarik atensi saya. Tidak serta merta karena menjadi salah satu laptop anyar dari rangkaian ASUS OLED, tetapi karena memang saya kagum dengan kemampuannya.


Diluncurkan sejak bulan Agustus 2022 lalu, laptop ini datang untuk memenuhi kebutuhan para pekerja yang terbiasa bekerja di mana saja setiap harinya. Sangat berbeda dari jajaran laptop sekelasnya.


Ia dibekali dengan tiga kunggulan utama, di antaranya ditanamkan AMD Ryzen 5000 H-Series Mobile Processors, disisipkan layar ASUS OLED, dan memiliki ukuran yang ringkas, tipis, dan ringan.


Kalian tidak salah membacanya. Vivobook Pro 14 OLED ditenagai AMD Ryzen 5000 H-Series Mobile Processors, di mana biasanya digunakan di laptop gaming.


Jadi soal performa sungguh kencang luar biasa. Keunggulannya ini, bisa memastikan saya sebagai calon pengguna, menjadi lebih produktif lagi.


Saya bisa kembali melakukan beragam minat, di mana sebelumnya sempat terkubur perkara keterbatasan perangkat. Prosesor gaming yang disematkan ASUS tersebut, bisa memberikan sokongan tenaga, untuk bisa melibas game sekelas Valorant maupun The Quarry.


Bagian 4: Alasan Harus Meminang Vivobook Pro 14 OLED

asus vivobook pro 14 oled


Semenjak performa Meri menurun, saya memutuskan rehat dari kebiasaan saya bermain game PC online. Sebelumnya, saya dengan hati riang gembira, dapat menikmati keseruan bermain Dota 2, Brawhalla, dan beberapa judul lainnya.


Namun semenjak insiden bisunya Meri saat menjalankan game Valorant, saya memutuskan untuk berhenti dan lebih menikmati rentetan game mobile. Tujuannya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi, kepada laptop yang sudah menemani saya bertahun-tahun sejak 2018.


Seiring dengan ketidakmampuannya, konsekuensi lain datang dari sisi lain. Kebiasaan saya membuat konten video di Youtube dan Instagram harus terhenti.


Sedikit informasi, bahwa saya bermain game tidak serta merta untuk hiburan saja. Tetapi juga dalam upaya pembuatan konten di situs saya lainnya, bertajuk bahasgame.id.


Selain menyuguhkan artikel yang membahas tentang game, saya juga menawarkan konten video yang bisa dilihat di channel Youtube dan Instagram Bahas Game ID.


Jadi Bahas Game ID, sudah saya anggap sebagai media sendiri yang berfokus membahas perkembangan game. Kehadirannya meliputi beberapa platform media sosial lain, seperti Facebook, Instagram, dan Youtube.


Sedihnya, produksi konten video terpaksa terhenti. Laptop bernama Meri ini sudah tak sanggup lagi untuk membuka rentetan aplikasi editing video yang berat itu. Sudah tidak kuat memainkan beberapa game online di PC.


Oleh sebab itu, dengan kemampuan ciamik Vivobook Pro 14 OLED, alasan saya untuk meminangnya sangat kuat. Saya merasa ia bisa melahap kegiatan saya sebagai gamer dan konten kreator setiap harinya.


Ditambah, laptop terbaru dari ASUS ini, Hadir dengan ditenagai AMD Ryzen 5000 H-Series Mobile Processors yang memiliki full powerful performance core, untuk multitasking bahkan video editing.


Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai lebih awet, sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming tanpa lag.


Jadi produktivitas harian di manapun dan kapanpun lebih maksimal, dengan performa prosesor dan kartu grafis dari AMD ini.


Kemampuan itu sudah sangat cocok dengan impian besar saya, bermain game gahar bersama Vivobook Pro 14 OLED yang sangar. Untuk lebih jelasnya, mungkin akan saya paparkan sedikit keunggulan lain dari laptop ini.


1. Performa Kencang

asus vivobook pro 14 oled


Sepertinya tidak hanya saya yang ingin memiliki laptop dengan performa kencang. Terlebih lagi, bila spesifikasinya tidak biasa bila disandingkan laptop sekelasnya.


Itu yang bisa dirasakan orang-orang di Vivobook Pro 14 OLED. Bayangkan saja, performa kencangnya ditenagai oleh Prosesor Mobile AMD Ryzen 7 5800H.


Chipset tersebut biasa ditanamkan pada laptop gaming. Sehingga kekuatan dari Vivobook Pro 14 OLED sendiri, sudah melebihi jajaran laptop setingkatnya.


Bagaimana tidak, prosesor ini terpasang delapan buah inti (core). Ia mampu menjalankan 16 thread sekaligus, dengan chace besar mencapai 20MB.


Bicara soal kecepatan, Prosesor Mobile AMD Ryzen 7 5800H bisa menyentuh di angka 3,2GHz dan dapat ditingkat hingga 4.4GHz. Sehingga ia mampu menjalankan game berat tanpa kendala, sekaligus melakukan kegiatan lainnya di waktu yang sama.


Kemampuannya pun disokong oleh RAM DDR4 16GB, kartu grafis AMD Radeon Graphics, penyimpanan PCIe SSD 512GB dan sistem pendingin berkipas ganda.


Teknologi bertajuk ASUS IceCool Plus ini, bisa memaksimalkan kinerja, bahkan dalam ukurannya yang tipis dan ringan. Mereka mengandalkan tiga profil kipas yang dapat dipilih di MyASUS.


Jangankan hanya untuk melakukan aktivitas menyelam di internet, tetapi editing video, maupun bermain game berat secara bersamaan, tidak akan menjadi masalah sama sekali bagi Vivobook Pro 14 OLED.


2. Layar Kaya Warna

asus vivobook pro 14 oled


Kalau membahas mengenai editing video, tak lepas dari urusan saya mencari referensi di Youtube atau menonton film. Dari situ, biasanya saya bisa mendapatkan sebuah inspirasi, agar dapat menampilkan transisi atau visual efek yang memukau.


Karenanya dibutuhkan bentangan layar yang luas dan berkualitas. Hal ini yang bisa diperoleh dari Vivobook Pro 14 OLED.


Selain menawarkan performa kencang dari prosesor, RAM, dan kartu grafis, ASUS juga memberikan sudut pandang luas dan kaya warna. Laptop tersebut membawa layar berkualitas, dengan panel ASUS OLED.


Resolusinya hingga 2,8K dengan refresh rate sebesar 90Hz, dan persentase DCI-P3 mencapai 100%. Lalu proses kreativitas semakin asyik, dengan panel menggunakan rasio aspek 16:10, sehingga dapat memperlihatkan banyak konten di layar.


Saya juga tak perlu khawatir dengan kualitas visual yang disuguhkan. Mengapa demikian? Karena Vivobook Pro 14 OLED menggunakan ASUS OLED dengan berbagai fitur khusus.


Termasuk membantu mencegah kerusakan pada kesehatan mata, akibat terlalu lama menatap layar cukup lama. Nah, kunci menampilkan kualitas visual terbaik, salah satunya pada tingkat reproduksi warna yang bisa ditentukan oleh color gamut.


Kalian ingat kan? layar ASUS OLED punya color gamut 100% DCI-P3. Jadi memungkinkannya menampilkan semua warna pada ruang warna DCI-P3, di mana cakupan warna lebih luas, dari sRGB yang hingga saat ini masih dijadikan standar layar laptop.


Selain itu, layar ASUS OLED telah menyabet sertifikat PANTONE Validated Display. Jadi akurasi warna tidak perlu diragukan lagi. Selain menyisipkan teknologiLayar ASUS OLED dapat memastikan hadirnya pengalaman visual terbaik untuk segala aktivitas.


Tak luput menyisipkan teknologi  low blue-light dan anti-flicker. Di sini ASUS dapat mengurangi pancaran radiasi cahaya biru secara siginifkan, agar kesehatan mata tetap terjaga. Dengan begitu, pandangan saya bisa lebih berwarna saat hendak mengedit foto dan video, tanpa khawatir penurunan warna.


3. Desain Elegan

asus vivobook pro 14 oled


Kecintaan saya terhadap Vivobook Pro 14 OLED juga datang melalui desain simpel dan elegannya. Bisa dikatakan, ukurannya ringkas, tipis, dan ringan.


Untuk dimensi berada pada angka 31,58 x 22,63 x 1,89-1.92 (ketebalan thin and light) cm. Bobotnya bahkan tak terlalu berat, berkisar di 1,4kg saja.


Jadi tidak terkesan norak, saat kita bentangkan di tempat umum. Malah akan merasa bangga dan percaya diri, mengingat tidak ada visual aneh-aneh dari desain bodi yang diberikan ASUS.


Kalau soal konektivitas, dari informasi yang saya himpun dari Google, kalian akan disajikan tiga slot USB Type-A, HDMI, jack 3,5mm, microSD card reader, WiFi 6, dan Bluetooth 5.


Desain tampilan bagus, layar lebar, performa tidak norak, menjadi poin-poin penting yang menarik kecintaaan saya terhadap Vivobook Pro 14 OLED.


4. Kuat dan Tahan Lama

asus vivobook pro 14 oled


Lantas bagaimana dengan ketahanan baterainya? Vivobook Pro 14 OLED ditanamkan baterai sebesar 50WHrs. Besarnya daya tersebut, saya bisa manfaatkan untuk memainkan laptop ini lebih dari enam jam.


Namun perlu diingat, itu berlaku jika kalian hanya menikmati kegiatan biasa, seperti menonton video di Youtube, mendengarkan musik atau meeting online via zoom. Proses pengisian daya juga tidak perlu menunggu lama.


Penggunanya hanya butuh waktu sekitar dua jam saja. Jadi tidak perlu menunggu lama, untuk bisa bermain game atau meneruskan editing video.


Seperti yang kita tahu, bahwa sebagian orang tidak suka menunggu lama ketika pengisian daya baterai. Nah, Vivobook Pro 14 OLED menjawab kebutuhan tersebut kepada penggemarnya.


5. Keunggulan Lain

asus vivobook pro 14 oled


Keunggulan lain yang dimiliki Vivobook Pro 14 OLED, membuat penggunanya menjadi lebih produktif. Ada touchpad dengan ukuran lebih luas, serta keyboard ASUS ErgoSense.


Lalu dibekali juga oleh sistem audio khusus, dengan teknologi AI Noise Cancelling. Di sini, kegiatan konferensi atau meeting online menjadi lebih nyaman, karena teknologi ini bisa meredam suara bising di sekitar.


Selain itu, menghadirkan HD webcam untuk video call atau kegiatan terkait. Kemudian dilengkapi dengan slider privacy shutter fisik, ketika kalian sudah selesai menggunakan webcam.


Dari semua keunggulan dan kemampuannya memberikan perfoma kencang. Saya semakin jatuh hati dan ingin sekali bisa memilikinya. Tetapi apakah bisa?


Bagian 5: Pengganti Terbaik Meri

asus vivobook pro 14 oled


Setelah puas dengan penjelasan terkait kehebatan Vivobook Pro 14 OLED, pertanyaan selanjutnya, apakah bisa saya memilikinya?


Bahkan hingga saat ini, saya hanya bisa menatapnya dari tayangan di channel Youtube Gadgetin. Penjelasan David yang lugas terkait laptop ini, hanya membuat saya semakin ingin memilikinya.


Ditambah, tidak hanya performa Meri yang menurun. Tetapi layar laptop ini juga sudah tidak stabil.


Terkadang masuk ke momen di mana layar tiba-tiba berwarna hitam selama beberapa detik, hingga akhirnya kembali normal. Untuk saat ini saya masih bersyukur, karena tertolong dengan monitor pemberian kantor.


Jadi saya menggunakan kabel HDMI, untuk transfer visual dari Meri ke monitor. Cukup membantu, karena tidak perlu merasakan lagi layar yang tiba-tiba gelap.


Tetapi tetap, dengan panel ASUS OLED, sepertinya saya akan lebih tenang lagi. Saya percaya, Vivobook Pro 14 OLED mampu memberikan lebih banyak warna ke depannya.


Belum lagi, melalui prosesor MD Ryzen 5000 H-Series Mobile Processors yang memiliki full powerful performance core, untuk multitasking bahkan video editing.


Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai lebih awet, sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming tanpa lag.


Jadi produktivitas harian di manapun dan kapanpun lebih maksimal, dengan performa prosesor dan kartu grafis dari AMD.


Itu sudah membuktikan kecocokan saya dengan laptop baru dari ASUS ini. Jadi, impian besar saya, bermain game gahar bersama Vivobook Pro 14 OLED yang sangar bisa terwujud. Semoga!


Tidak lagi sekedar menonton pertandingan orang lain di Youtube saja, tetapi bisa juga ikut memainkannya. Lalu juga bisa meneruskan produksi konten video untuk Bahas Game ID.


Spesifikasi detail Vivobook Pro 14 OLED


  • CPU: AMD Ryzen 7 5800H Mobile Processor (8-core/16-thread, 20MB cache, up to 4.4 GHz max boost)
  • Operating System: Windows 11 Home 
  • Memory: 16GB DDR4 
  • Storage: 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD 
  • Display: 14-inch, 2.8K (2880 x 1800) 16:10, ASUS OLED, 90Hz 0.2ms, 600nits, DCI-P3 100%, Pantone Validated, VESA HDR True Black 
  • Graphics: AMD Radeon™ Graphics 
  • Input/Output: 1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x USB 2.0 Type-A, 1x HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader 
  • Connectivity: Wi-Fi 6 (802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth 5
  • Camera: 720p HD camera with privacy shutter 
  • Audio: Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified audio 
  • Battery: 50WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion 
  • Dimension: 31.58 x 22.63 x 1.89 ~ 1.92 cm 
  • Weight: 1.4 Kg 
  • Colors: Solar Silver
  • Price: Rp12.799.000  
  • Warranty: 2 tahun garansi global dan 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty 

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search